Monday, July 11, 2016

Curhat untuk ibu

Maaf anak bungsumu ini belum bisa membahagiakan ibu dengan bergelimang harta seperti anak-anak yang lain, anakmu masih harus berjuang menuntut ilmu disaat yang lain sudah bekerja dan bisa memberi pundi-pundi rupiah kepada para orangtuanya. Tapi anakmu ini yakin, tabungan ilmu selama pendidikan kuliah menjadi sesuatu yang tak ternilai harganya dibanding dengan harta sekalipun. Karena Allah menjanjikan bahwasannya akan mengangkat derajat orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Begitulah saya bu, ingin sekali mengangkat harkat martabat keluarga ini dengan hiasan ilmu yang bermanfaat yang nanti bisa ditularkan ke keponakan tercinta ijazz ijeff, sanak saudara, tetangga dekat dan umumnya untuk nusa dan bangsa. Saya juga yakin bu, saya tidak akan tertinggal oleh yang lain, yang sudah bekerja di perusahaan menjadi karyawan tetap bahkan jadi manajer, beli motor mobil dan rumah mewah, punya pacar cantik atau bahkan yang sudah menikah sekalipun.


Foto bareng Ibu, Idul Fitri tahun 2013
Mungkin itu yang mereka cita-citakan, yang mereka inginkan dan harapkan. Begitu juga saya bu, saya memiliki cita-cita besar, yang dapat membahagiakan ibu dan almarhum bapak dunia akhirat, menjadi anak sholeh yang berilmu, senantiasa bermanfaat bagi orang sekitar dan menghargai satu sama lain, menjadi akademisi, ilmuwan, praktisi dan peneliti di bidang tata ruang dengan fokus di perencanaan tata guna lahan dan perencanaan lingkungan. Saya juga ingin membuktikan kepada semua bahwa jomblo juga memiliki eksistensi untuk dapat mewujudkan mimpinya. Mimpi besarnya untuk dapat menuntut ilmu di Amerika Serikat, berkeliling Eropa, menerbitkan jurnal internasional, menjadi pembicara dalam forum internasional dan menjadi delegasi Indonesia dalam lingkup perencanaan Internasional.

Semoga ibu sehat selalu, panjang umur, tetap tegar dengan segala permasalahan dan cobaan. Tiada hal yang sempurna, tiada permintaan besar yang anakmu ini pinta, hanya doa-doa kecilmu yang selalu bisa menghiasi di setiap lika liku perjalanan hidup untuk membangun jati diri, menjadi pribadi yang kuat, memiliki kematangan pengalaman untuk mengabdi menjadi anak bangsa yang bermanfaat bagi umat.

Momen Ramadan & Idul Fitri 1437 Hijriah (2016) CHAPTER 2

Momen yang pas ketika lebaran adalah Acara Reunian. Banyak dari kita yang menghadiri acara reunian bersama kawan lama, mantan sahabat perjuangan ketika dulu di SD, SMP maupun SMA, partner senasib sepenanggungan di suatu momen sehabis lebaran. Makna dari reunian ini pada dasarnya adalah silaturahmi, menyatukan kembali tali persaudaraan, temu kangen dan juga tidak sedikit yang menjalin asmara dengan kawan lama hehehehe….

Saya pun demikian di momen lebaran kali ini, kebetulan sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum datang Ramadan dengan teman-teman sekelas sewaktu SD untuk mengadakan reunian kecil-kecilan. Kami mengalami beberapa rombakan acara yang seiring berjalannya waktu menyesuaikan dengan situasi yang ada. Ditetapkanlah hari jumat malam untuk mengadakan acara reuni ini. Suasana gembira, kangen, sedih, suka, cita waktu itu campur aduk banget. Walaupun mayoritas kami sekelas pas SD waktu itu masih 1 kampung, namun sangat jarang dan hampir tidak pernah kumpul-kumpul seperti ini, sehingga direncanakan lah kedepannya untuk lebih baik lagi acaranya dan diadakan diluar. Oh iya, kebetulan acara reuni sekarang diadakan di rumahnya Nana, rumahnya adem soalnya terletak di pinggir selatan Blok Kliwon Desa Garawangi.

9 tahun berpisah, kami bertemu kembali dengan nuansa yang berbeda dan drastis sekali. Saya tak menyangka, teman-teman saya bertransformasi menjadi orang-orang hebat, yang sudah bisa mandiri dengan diri mereka masing-masing. Walaupun keanggotaan reuni kali ini tidak lengkap namun mampu mengobati rasa kangen dengan suasana jaman SD waktu itu.

Terhitung waktu itu ada:
1.      Faridz Adi Nurmansyah
Kuliah di Universitas Kuningan mengambil Prodi Pendidikan Matematika
2.      Aditya Sugestian
Bekerja di bidang konveksi di Jakarta
3.      Diana
4.      Nana Supriatna
Bekerja di PT. Astra Toyota Motor di Karawang
5.      Endang Sunandar
Kuliah di Universitas Islam Al Ihya Kuningan mengambil Prodi PGMI
6.      Wawan Janwar
7.      Dani Ramdani
8.      Asep Saepulloh
Kuliah di Universitas Terbuka UPBJJ Bandung mengambil Prodi Perencanaan Wilayah Kota
9.      Ridwan
Kuliah di Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon mengambil Prodi Manajemen
10.  Cucu Gunawan
Kuliah di STKIP Muhammadiyah Kuningan mengambil Prodi Pendidikan TIK
11.  Udin Jaenudin
Bekerja di bagian Packaging makanan di Tangerang
12.  Nur Muhammad Gojali
Kuliah di Universitas Kuningan mengambil Prodi Teknik Informatika
13.  Muhammad Yusup
Kuliah di Universitas Kuningan mengambil Prodi Sistem Informasi
14.  Muhammad Arrozak
Kuliah di Universitas Kuningan mengambil Prodi Teknik Informatika
15.  Yani Cahyani
Bekerja di Bidang Jasa Ekspedisi JNE
16.  Aan Dwi Ratnasari
17.  Dian Mardiani

Dan yang absen:
18.  Irfan Muhammad Sulfani
Kuliah di Universitas Diponegoro Semarang
19.  Maman Rosaman
Kuliah di Universitas Kuningan
20.  Yati Nurhayati
Sudah Menikah
21.  Endah Siti Jubaedah
Sudah Menikah
22.  Elis Lisnasari
Sudah Menikah
23.  Asep Rizki Muhammad Nugraha
Bekerja di PT Toyobesq Precision Part di Karawang
24.  Neta Novita
Kuliah di STIE Ekuitas Bandung
25.  Nining Amaliyah Supartini
Kuliah di Universitas Kuningan mengambil Prodi PGSD

Kami menyantap sajian nasi beserta ayam kecap di acara reunian kali ini dengan sebelumnya cemilan wafer, peyek dan juga goreng pisang, dilengkapi minuman akua gelas dan teh gelas serta buah melon untuk cuci mulut. Thanks banget buat Dani Ramdani atas donasinya dan acara yang dibatalinnya, yang sebelumnya berencana mau muncak ke Gunung Ciremai dan Nana Supriatna atas alokasi tempat yang bersahabatnya buat ngakak-ngakak dan gagandengan teu puguh pokoknya pecah dahhh ahhh. 
Oleh-oleh dari Acara Reuni

Saya juga menulis kali ini atas dorongan dari sdr. Nana yang tanpa sengaja di reuni mengatakan “…saya gini-gini juga pembaca blog asep lho hehehe….” yaa jadi saya secara tidak langsung ada dorongan motivasi juga untuk mencurahkan cerita reuni SD lengkap dengan momen Ramadan dan idul fitri di tahun ini. Semoga teman-teman sehat selalu dan kita bisa kumpul-kumpul lagi di lain waktu, di lain kesempatan dimana kita sudah menggapai mimpi-mimpi kita, lebih hebat lagi dan lebih mandiri lagi agar bisa memotivasi satu sama lain untuk maju dan sukses bersama. Aminnnn……

Jabat Erat,


Asep Saepulloh

Momen Ramadan & Idul Fitri 1437 Hijriah (2016) CHAPTER 1

Tulisan ini sebetulnya iseng aja mengulas perjalanan 1 bulan ke belakang, walaupun saya bukan story teller yang ulung tapi saya mencoba untuk menjadi pribadi yang senantiasa memperbaiki diri dari waktu ke waktu dengan selalu mengambil pelajaran dari berbagai momen yang terjadi di dalam kehidupan dan kebetulan momen sekarang yang lagi booming yaitu tentang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1437H. Pasti ada aja lahh pengalaman di kedua momen ini di setiap tahunnya, sebelum maupun sesudahnya…. Dan inilah cerita saya….

CHAPTER 1

RAMADAN
Dimulai dari bulan Ramadan, seperti tahun-tahun sebelumnya, saya menjalankan ibadah puasa di kampung tercinta, Desa Garawangi Kabupaten Kuningan. Kuliah sudah libur semenjak berakhirnya UAS di awal Mei, masuk lagi sekitar pertengahan Agustus dan kebetulan nilai UAS akan diumumkan sebentar lagi, tanggal 12 juli, semoga target IP semester sekarang bisa tercapai yaaa. Aminnn…..

Ahhh…bulan Ramadan sekarang terlalu manis untuk ditinggalkan sepertinya. Gimana enggak coba, saya begitu drastis melakukan ibadah di Ramadan kali. Semua target yang saya pasang untuk 1 bulan mayoritasnya tercapai

Puasa FULL

Sahur FULL

Taraweh absen 1X
ketika bukber sama anak-anak X-Cihuy

Sholat FULL

Tadarus FULL

Sholat Shubuh Berjamaah absen 3X
Ketika nyuci pakean dan perabot waktu ibu lagi sakit, adu penalti Portugal vs Polandia dan Italia vs Jerman

Sebelum Ramadan datang, saya memang membuat sebuah ceklis untuk dapat mengevaluasi sejauh mana pencapaian di bulan Ramadan kali ini untuk dapat menjadi acuan di bulan-bulan yang lain dan Ramadan yang akan datang. Semoga kita semua dipertemukan kembali dengannya, Aminnn……
Saya menceritakan ini sebetulnya sedih juga harus berpisah dengan bulan suci yang pahalanya berlipat-lipat, bulan diklat untuk mengontrol hawa nafsu, bulan diet yang paling barokah, dan bulan dengan segala berjuta-juta rahmat dan ridho dari Allah SWT. Sisi sedihnya adalah ketika saya tidak mampu mengamalkan apa yang sudah saya tamatkan di bulan Ramadan, tidak dapat saya aplikasikan di bulan-bulan lainnya.

Saya juga berpikir bahwa mungkin ketika saya sudah bekerja nanti, mungkin saya tidak seleluasa seperti sekarang libur kuliah pas Ramadan dipake khusyuk untuk ibadah, saya ambil sisi positifnya aja bahwa selagi ada kesempatan maka harus dimaksimalkan.
Ramadan kali ini begitu penuh dengan rentetan hiasan kenangan, dimulai dengan kedua kalinya menjadi bilal waktu taraweh di Mushola Nurul Islam, tempat dimana saya biasa sholat berjamaah, terus menikmati keindahan Ramadan ditemani kompetisi Copa America Centenario di USA dan UEFA EURO di Perancis, Ikut seleksi untuk menjadi delegasi UPBJJ Bandung untuk Disporseni UT di Surakarta dan beberapa momen lainnya yang tak bisa saya ceritakan satu-satu termasuk mama yang jatuh sakit sampe berlarut-larut. Cepet sembuh ya maaaa……!!!

Ramadan tahun ini saya manfaatkan dengan memanjatkan beberapa harapan dan cita-cita untuk ke depannya di hadapan Allah SWT bahwasannya semoga target nilai semester 6 tercapai, dilancarkan TAP dan Karil untuk semester depan, lebih mahir lagi ber-Bahasa inggris, kuliah yang tinggal 1 tahun lagi semoga bisa lulus tepat pada waktunya dan semoga bisa langsung melanjutkan S2 mengambil konsentrasi Perencanaan Tata Guna Lahan dan Perencanaan Lingkungan di Amerika dengan bekal beasiswa LPDP atau Fulbright. Besar harapan saya kepada Tuhan YME, Allah SWT untuk mengabulkan doa saya dan haqul yakin doa-doa saya di bulan suci ini dapat diijabah sepenuhnya. Aminnn….

THE END OF RAMADAN
Waktu begitu cepat berlalu, hingga tak terasa hari nan fitri pun akan segera tiba. Teman-teman yang bekerja di kota pun pada mudik. Di sela-sela akhir Ramadan saya sempatkan untuk kumpul-kumpul dengan mereka termasuk bukber X-Cihuy di RM. Ali Action Taman Kota Kuningan di H-2 menjelang lebaran. Walaupun hidangan hanya dengan ayam goreng, tapi kami sangat menikmati momen kebersamaan itu. Tak ada hal yang manis selain kebersamaan yang terjalin kembali. Hanya 2 orang yang absen waktu itu, Cucu yang sedang bekerja di Ria Busana dan Toni yang memutuskan untuk lebaran di kota. Sangat disayangkan memang namun harus gimana lagi, satu hal yang tak bisa dipaksakan.

LEBARAN
Gaung takbir menggema sesaat setelah buka puasa di akhir Ramadan dan menandai akan tibanya hari kemenangan. Satu hal yang disayangkan oleh saya waktu itu ialah tidak bisa ikut takbir keliling maupun takbir di mushola, badan tiba-tiba meminta untuk segera beristirahat dan saya memutuskan untuk tidur saja waktu itu, saya juga mengurungkan niat sama teman-teman yang mengajak main PS3 di Rental A Andri.
Pagi hari saya langkahkan kaki ke masjid Nurul Huda Desa Garawangi untuk melaksanakan sholat Ied, disaat mama terbaring di Kasur, beliau jatuh sakit lagi di idul fitri kali ini. Saya mengikuti ibadah sholat ied secara saksama dimulai dari penyambutan jamaah oleh saya selaku anggota ‘semu’ remaja masjid Nurul Huda, karena ada teman yang mengajak dan tidak tega mereka ditinggal hanya berdua di jajaran sebelah barat pintu gerbang utara, Zaki dan Fauzi; sampai dengan berakhirnya khutbah.

Khutbah sholat Ied waktu itu disampaikan oleh Pak Kiai Emod dari Blok Pabrik, khotib favorit saya di Desa Garawangi ini. Beliau dengan biasanya menyampaikan materi dengan berapi-api. Ketika itu beliau menyampaikan materi yang mainstream di momen idul fitri berkenaan Ramadan yang sudah berlalu dan memaknai hari raya idul fitri sebagai hari yang agung sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Ada satu momen yang beliau sampaikan waktu itu sampai saya menitikkan air mata yakni ketika beliau menegaskan dengan gaya khasnya bahwa doa-doa, harapan dan keinginan yang dipanjatkan di bulan Ramadan pasti akan di ijabah oleh Allah SWT, lalu saya teringat beberapa harapan dan cita-cita yang saya panjatkan waktu itu di bulan Ramadan, terutama untuk menggapai mimpi besar saya dapat menginjakkan kaki dan menimba ilmu di negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Dengan penuh pengharapan saya memanjatkan doa tersebut semoga Allah mengijabahnya dan membukakan jalan seorang anak kampung dan pemimpi ini untuk bisa menuju kesana. Aminnn….Yaa Robbal Alamin….

Setelah sholat Ied selesai saya bergegas pulang untuk bermuhasabah dengan keluarga di rumah dan para tetangga. Dengan berurai air mata saya peluk ibu yang saat itu sedang terbaring sakit untuk meminta maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan saya pada beliau, saya juga meminta doa untuk bisa dilancarkan pendidikan S1 saya yang tinggal 1 tahun lagi; dan semoga segala apa yang saya cita-citakan tercapai termasuk membawa beliau umrah bersama ke Baitullah, Mekkah Al Mukarromah.
Selanjutnya adalah ziarah ke makam seperti biasa saya yang memimpin tahlilnya. Setelah dari makam mungkin tak ada yang spesial lagi karena setelah itu saya beserta rombongan keluarga langsung ke rumah untuk menerima tamu yang silih berdatangan, entah itu tetangga sekitar, sanak saudara dari Desa Pasayangan maupun yang dari Desa Garawangi sendiri.