Saturday, September 3, 2016

[Bukan] Akhir Cerita dengan Rambut Gondrong

Akhirnya rambut gondrong yang menemani setiap waktu, kali ini saatnya harus dipotong untuk mengikuti kontes Pasanggiri Mojang Jajaka Kuningan 2016. Kurang lebih 1,5 tahun ke belakang terakhir kali rambut ini dipangkas untuk mengemban tugas dari kampus sebagai perwakilan mahasiswa pada peresmian Sarana Layanan UT (SALUT) di Cirebon bareng temen-temen kosan. Tidak terasa sebenernya 1,5 tahun terlewati dengan rambut gondrong, 2 semester kuliah terlewati bahkan sekarang hampir menyentuh 3 semester.

Banyak kenangan yang terlewati dan tentunya saya akan merindukan masa-masa rambut gondrong itu.
Saya banyak merencanakan dengan rambut gondrong saya saat itu, bahkan berniat di pangkas gaya CR7 nanti di Bandung hahaha gaya banget pokoknya, panjang rambut saya waktu itu sekitar 30 cm-an. Rambut saya semi ikal dan cenderung keras gitu yaa pokoknya sama seperti rambut-rambut pria Indonesia pada umumnya. Terdapat masa kejenuhan saya saat itu ketika rambut saya yang mudah rontok dan patah, walaupun saya rutin membersihkannya dengan shampoo dan saya termasuk orang yang tidak suka merawat rambut secara kontinyu, padahal bisa saja saya luruskan rambut saya dengan dicatok atau pake kondisioner. Dan juga saya mewarisi rambut bapak dan kakek yang bercirikan mempunyai sulah (istilah Sunda) atau ada permukaan kepala yang tidak ditumbuhi rambut di bagian depan pada sisi kanan dan kiri dan itu ternyata tidak mengubah gaya saya secara keseluruhan ketika seiring bertambah panjangnya rambut ini, permukaan itu tetap tidak ditumbuhi rambut lagi meskipun permukaan yang lain tumbuh lebat dan itu menjadikan saya kurang PD ketika rambut diikat atau pake bondu karena ditata poni pun susah karena tidak ada yang tumbuh di permukaan yang tidak ditumbuhi rambut tersebut. Pada akhirnya saya memilih untuk lebih realistis dalam memilih gaya pangkas dan diserahkan kepada tukang pangkas yang sudah akrab dan tahu mana gaya yang cocok dengan rambut saya.

Tepat pada hari Selasa, 2 Agustus 2016 rambut saya dipangkas dan mengakhiri petualangan saya dengan rambut gondrong ini, tapi tidak dengan ambisi, harapan dan cita-cita saya, itu akan selalu berkobar dalam hati dan fikiran serta terus memperjuangkannya menjadi kenyataan. Tepat juga kedua kali saya mengakhiri petualangan dengan rambut gondrong ini (sebelumnya itu bulan Maret 2015) dengan tujuan yang sama yaitu untuk mengikuti sebuah event/acara. Semoga Allah SWT melancarkan semuanya, terhadap segala maksud dan tujuan yang akan saya tempuh ke depannya.

Ingat gondrong atau tidaknya rambut itu bukan faktor penentu sebuah keberhasilan lhoo hehehe. So pede lagi aja dengan rambut pendek, toh nanti dia juga bisa jadi gondrong lagi lah...

Selamat Hari Jadi Kuningan Ke-518 Tahun (Edisi Curhat)

Sebuah catatan kecil dan apresiasi untuk tanah kelahiran dari seorang pemuda “Putra Garawangi”.
Tepat pada tanggal 1 September kemarin, seluruh warga Kabupaten Kuningan merayakan Hari Jadi Kota Kecil kebanggaan mereka. Tak perlu analisis lebih dalam lagi, tagline Kota Kecil Sejuta Cerita ini memang sangat magis dan menyimpan kesan tersendiri. Seringkali merayakan hari jadi ataupun HUT sekalipun, suka muncul dalam benak saya, apa yang sudah saya perbuat untuk yang saya rayakan itu? Saya hanyalah anak muda biasa yang terus berusaha memperkaya pengalaman untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa-masa mendatang, membangun karakter untuk bisa mempersiapkan masa depan secara matang.

Memang saya belum memberikan apa-apa terhadap kota kelahiran saya ini dan hanyalah anak bangsa yang ingin mengembara untuk terus menggapai asa, harapan dan cita-cita. Tapi hangatnya keluarga membuat saya ingin kembali dan ingin terus kembali kesini, walaupun saya kuliah di Bandung tapi itu hanya 2 bulan saja tak lebih itupun hanya hari Sabtu dan Minggu saja masuknya, 4 bulan lainnya saya habiskan dimana lagi selain disini. Sampai banyak yang mencemooh, kok kuliah banyak liburnya, gimana mau nyerap ilmunya, itu kuliah apa PPL. Saya jadikan itu semua sebagai motivasi lebih untuk saya agar lebih maju dan bisa membuktikan hasilnya secara nyata bahwa saya bisa belajar mandiri.

Saya ingin terus mendewasakan diri dengan ikut berbagai kompetisi dan aktif di organisasi. Bahkan mungkin kegagalan yang saya alami selama saya ikut kompetisi lebih besar dibanding dengan berhasilnya. Tapi orang lain ada yang punya teori bahwa setiap yang bernyawa pasti mempunyai jatah kegagalan, maka habiskanlah jatah kegagalan itu selagi masih muda, dan teori itu masuk dalam ruh saya. Terakhir kegagalan yang saya alami adalah gagal berangkat ke Surakarta untuk mengikuti Disporseni UT dan gagal menorehkan 1 nominasi pun dalam Pasanggiri Mojang Jajaka Kab. Kuningan Tahun 2016. Keberhasilan saya hanyalah satu, saya memperoleh pengalaman akan hal itu.

Saya sadar akan waktu luang yang saya miliki itu jauh lebih berharga bila dilibatkan dalam hal-hal yang positif. Lagi-lagi bukan dimana-mana selain di Kuningan. Hati saya pernah berkata untuk bisa menjauhi Kuningan ini dan pergi jauh untuk mengembara tetapi waktu seakan terus memihak untuk bisa menikmati kebahagiaan yang tersisa disini sebelum jauh melebarkan sayap diluar sana. Sabarlah diri ini untuk bisa mengawang-awang jauh terbang ke antariksa, kakimu masih berpijak di tanah kelahiran dipayungi Gunung Ciremai. Niat untuk Hijrah hanya terealisasi 25% nya saja. 75% nya akan saya bawa untuk menjelajah Nusantara, Benua Eropa dan negeri Paman Sam.

Suka duka pasti akan selalu ada, justru ketika kita menemukan duka nya itu, dorongan untuk tidak ingin tinggal disini pasti lebih besar tapi seketika kita menemukan suka nya itu bawaannya pasti terus betah pokoknya apalagi dengan pemandangan dan berbagai objek wisatanya yang indah dan selalu mengundang daya tarik tersendiri, terlebih dengan nuansa yang takkan pernah terlupakan.

Sekarang saya sedang menyusun karya ilmiah dan penelitian di Kuningan. Semoga saya bisa mempersembahkan sesuatu yang berguna untuk Kuningan tercinta setelah 3,5 tahun berkelana menuntut ilmu di Kota Kembang dan bisa menjadi momentum kebangkitan dan keterpurukan saya selama ini. Semoga gagasan dan ide saya bisa diterima dengan baik khususnya bagi para stakeholder di Kabupaten Kuningan, agar saya bisa terus bereksplorasi dengan ide dan gagasan itu hingga di sekolah pascasarjana nanti. Niat saya murni tulus tanpa memaksa Kuningan untuk membalasnya.