Thursday, June 12, 2014

Sistem Pembelajaran di Universitas Terbuka

Perbedaan mendasar kuliah di UT dengan kuliah di Perguruan Tinggi Konvensional adalah setiap mahasiswa dibebaskan memilih sistem pembelajaran yang akan mereka ambil.
UT menyelenggarakan 2 sistem pembelajaran, yaitu:

1. Sistem Pembelajaran Online atau disebut juga Tutorial Online

Sistem pembelajaran online UT membutuhkan perangkat/device serta penyedia jasa layanan internet untuk dapat terhubung ke dalam jaringan internet.

Contoh dari perangkat yang dibutuhkan ialah PC/Komputer, Laptop, Netbook dan berbagai gadget seluler. Untuk dapat terhubung lewat internet sebuah perangkat dibutuhkan Internet Service Provider (ISP), baik itu provider khusus untuk jaringan internet maupun provider seluler.

Ketika perangkat sudah terhubung kedalam internet, seorang mahasiswa UT WAJIB mempunyai akun khusus untuk dapat mengakses keseluruhan fitur yang terdapat di www.ut.ac.id, salah satu fitur unggulan UT ialah Tutorial Online.

Tutorial Online (Tuton) merupakan sarana belajar mahasiswa UT yang paling mudah diakses karena mahasiswa tidak perlu lagi datang ke kampus untuk belajar langsung secara tatap muka dengan dosen. Ringkasnya, kegiatan tutorial online itu mencakup:

a. Tugas
Pemberian tugas dari tutor

b. Diskusi
Sarana komunikasi antar mahasiswa atas permintaan tutor

c. Inisiasi
Pemberian materi dari tutor.

Dewasa ini, perangkat mobile dan layanan internet kian menjamur dengan harga yang relatif murah. Tentu dengan biayanya yang ekonomis inilah kuliah di UT sangat di rekomendasikan bagi mahasiswa yang ingin mengenyam pendidikan tinggi dengan tekanan biaya kuliah yang murah. Belajar pun menjadi unlimited, dimanapun dan kapanpun tak dibatasi oleh tempat dan waktu.

2. Sistem Pembelajaran Langsung atau disebut juga Tutorial Tatap Muka
Dalam Tutorial Tatap Muka (TTM), mahasiswa akan diberi materi oleh tutor secara langsung sama halnya dengan kuliah umum di perguruan tinggi yang lain akan tetapi perbedaannya ialah TTM ini hanya berlangsung selama 8x pertemuan dalam 1 semester. 

Pada pertemuan ke-3, ke-5 dan ke-7, mahasiswa akan diberi ujian materi atau disebut juga dengan Tugas Tutorial (TT). Dengan hanya 8x pertemuan, mahasiswa minimalnya memenuhi 5x pertemuan dalam 1 semester. 

Lalu apa yang bakalan terjadi jika kehadiran kurang dari 5x pertemuan? Jawabannya simpel yaitu, Nilai Rekapitulasi Akhir TTM tidak akan terbit, padahal Nilai TTM akan berkontribusi terhadap nilai UAS. Dengan adanya TTM ini, kami sebagai mahasiswa bidikmisi UPBJJ UT Bandung sangat terbantu sekali dalam belajar dengan mata kuliah yang seluruhnya di TTM-kan, karena kami yang termasuk fresh graduate dari SLTA agak sukar untuk secara cepat menghilangkan kebiasaan 'disuapi' dalam hal belajar di kelas. Tentunya dengan kehadiran TTM ini, kami dapat membiasakan diri berinteraksi secara aktif dengan tutor maupun sesama mahasiswa di kelas karena pada TTM, kita dituntut untuk bisa menyampaikan materi baik itu lewat persentasi maupun diskusi. Jadi, peran aktif mahasiswa sangat ditekan partisipasinya didalam TTM ini.
 
Dalam dunia pendidikan kehadiran buku sebagai gudangnya ilmu perannya sangat vital, apalagi dalam pendidikan jarak jauh. Buku yang menjadi acuan belajar mahasiswa UT, baik itu yang mengambil Tuton maupun TTM disebut dengan Buku Materi Pokok (BMP), istilah familiarnya Modul. Buku ini disusun secara konseptual dan merupakan terbitan UT sendiri. Maka tidak akan ada istilah OOT (Out Of Topics) dalam UAS nanti karena secara komprehensif materi yang ditanyakan berasal dari BMP tersebut.

Jadi Apa Kesimpulannya?

Kedua sistem pembelajaran ini tidak hanya berimplikasi terhadap intelektual para mahasiswa semata di bidang pendidikan tinggi khususnya pendidikan jarak jauh, namun juga turut menunjang pula terhadap aksesibilitas layanan pendidikan dan prosentase melek teknologi masyarakat Indonesia, karena setidaknya ada 3 poin penting dalam visi misi UT yang hendak dicapai, yaitu Akses Pendidikan Tinggi yang Berkualitas, Pengembangan Sistem dan Jawaban akan tantangan kebutuhan Pembangunan Nasional.


Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-30. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.

Tuesday, June 3, 2014

Ketika Masyarakat Indonesia 'Belum' Mengenal Apa Itu Universitas Terbuka


Kemajuan teknologi mendorong manusia berinovasi agar segala aktivitas yang dijalankan dapat bekerja secara optimal termasuk pendidikan. Kehadiran Pendidikan Tinggi yang berbasis Pendidikan Jarak Jauh merupakan bukti nyata dari kemajuan teknologi dewasa ini. Belajar tidak perlu lagi bertatap muka langsung, mengumpulkan tugas, laporan dan segala macamnya dengan dosen yang bersangkutan, itu merupakan segelintir dari aktivitas kuno dan cenderung 'makan' hati dan pikiran. Pendidikan Jarak Jauh memungkinkan kita untuk dapat belajar dengan santai, tidak terbebani oleh berbagai tugas dan laporan yang harus dikumpulkan langsung ke dosen yang bersangkutan karena media belajarnya pun cukup dengan perangkat mobile dan Personal Computer (PC) yang terkoneksi internet.


Dalam dunia internet, semua orang bisa mengakses secara leluasa berbagai informasi yang mereka butuhkan tetapi, perlu kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia masih kurang pemahaman dalam teknologi khususnya internet. Dalam Koran Harian Tempo edisi Februari 2012 disebutkan bahwa "Hanya 10 Persen Saja Orang Indonesia yang Melek Teknologi". Ini mengindikasikan bahwa rendahnya pemahaman dalam teknologi akan berdampak pula pemahaman dalam Pendidikan Jarak Jauh. Universitas Terbuka, salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia dibawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, yang merupakan penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia pun masih banyak orang yang belum mengetahui eksistensinya di dunia pendidikan Indonesia. Coba berapa banyak orang di sekeliling kita yang tahu akan keberadaan Universitas Terbuka. Pasti diantara mereka kebanyakan yang bertanya "Emang dimana kampusnya?", "Hahh? Universitas negeri apa swasta tuh?", "Aku gak tau tuh universitas mana, emang kapan aja kuliahnya?" . Pada dasarnya, Universitas Terbuka menawarkan Pendidikan Jarak Jauh berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi sesuai yang tercantum dalam Renstra UT


Tetapi harus kita sadari dan akui bahwa Universitas Terbuka (UT) masih belum dikenal luas oleh sebagian orang walaupun kantornya ada di seluruh wilayah Indonesia yang lebih dikenal Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ), dikarenakan sistem pembelajarannya online dan fleksibel yang memungkinkan para mahasiswanya tidak selalu pulang-pergi ke kampus tiap hari, cukup 1-2 hari dalam seminggu bahkan ada yang tidak datang ke kampus sama sekali. Inilah keunikan dan inovasi yang futuristik dalam dunia pendidikan di Indonesia karena dengan inovasi inilah yang menjadikan UT sebagai alternatif bagi mereka yang memiliki kesibukan dalam dunia pekerjaan, sehingga sebagian masyarakat menilai bahwa UT merupakan Universitas khusus bagi yang sudah bekerja, seperti Guru dan Karyawan. 



 
Di tahun 2014, dengan gencar UT khususnya UPBJJ UT Bandung menyelenggarakan kegiatan Social Promotion (Sosprom) ke berbagai SLTA di Jawa Barat yang kebetulan saya dan teman-teman mahasiswa bidikmisi jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota dari Kab. Kuningan ikut serta dalam kegiatan tersebut.  UT mengunjungi 2 sekolah yaitu SMAN 1 Darma dan SMK Yamsik. Tujuan dari kegiatan ini adalah mensosialisasikan UT ke khalayak publik khususnya siswa kelas 12 yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi dan juga menjadikan alternatif bagi yang akan melanjutkan bekerja sembari kuliah. Melalui kegiatan sosprom inilah, diharapkan ke depannya masyarakat menyadari bahwa kuliah itu tidak sesulit dan serumit apa yang dibayangkan, tidak semahal apa yang kita duga, tidak sesibuk apa yang kita kira dan juga tidak hanya untuk guru dan karyawan saja, karena UT membuka pintu gerbang seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin mengenyam pendidikan tinggi dengan sistem pembelajaran online, fleksibel, inovatif, futuristik dan dengan biaya terjangkau tentunya.

Dibawah ini merupakan sedikit dokumentasi dari penulis selama mengikuti kegiatan sosprom:

Mahasiswa bidikmisi PWK UPBJJ UT Bandung yang berdomisili Kuningan ketika Sosprom di SMAN 1 Darma Kab. Kuningan

Salah satu rekan kami, Sdr. Dani Afandi sedang memberikan testimonial mengenai sistem pembelajaran di UT. Dani merupakan salah satu mahasiswa bidikmisi yang meraih IPK tertinggi pada semester 1 di UPBJJ UT Bandung
Salah satu staff UPBJJ UT Bandung sekaligus pembimbing mahasiswa bidikmisi PWK UPBJJ UT Bandung, Bpk. Angga Sucitra

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-30. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.