Setelah
sekian lama saya vakum menulis di blog ini, dengan berbagai pertimbangan matang
akhirnya saya kembali menulis lagi untuk berorientasi kepada diary pengalaman
dan cerita yang saya alami, bukan lagi berorientasi kepada komersil yang sudah
saya targetkan sebelumnya hehehe… Saya sudah kapok terhadap segala sesuatu yang
berorientasi hanya kepada uang dan uang saja.
Maret 2016,
awal perkuliahan semester 6 saya dimulai, dimana semester ini adalah semester
terakhir yang ada matakuliah Studio nya (sebelumnya Studio Proses Perencanaan
di Semester 4 dan Studio Perencanaan Kota di Semester 5) dan kali ini Studio
Perencanaan Wilayah yang berbobot 5 sks di semester 6.
FYI:
Matakuliah studio merupakan matakuliah inti dari Prodi Perencanaan Wilayah
Kota, kegiatannya berkelompok melakukan semacam penelitian yang menghasilkan
buku rencana. Khusus untuk UT hanya dilaksanakan 8 pertemuan (2 bulan) dan matakuliah
ini juga masuk kedalam Tugas Akhir Program di Semester selanjutnya serta dapat
menjadi bahan referensi untuk penyusunan Karya Ilmiah di akhir semester.
Kembali ke
cerita, pada saat itu Dosen Fakultas Ekonomi mengumumkan di grup fb PWK UT
bahwa mencari 1 orang lagi untuk join lomba debat Bahasa inggris. Tidak
disebutkan tempatnya dimana, nanti temanya apa, dll hanya meminta kesediaannya
saja dari diri kita.
Saya waktu
SMA pernah mengikuti lomba writing, reading juga pernah dan saya pikir kenapa
tidak mencoba dengan kesempatan yang satu ini yang memang kesempatan emas untuk
ajang kita berbicara Bahasa inggris yang selama ini di UT jarang peminatnya. Jujur
saja inggris saya pas-pasan, saya gak begitu mahir speaking, grammar saya juga
acak adul, saya gak pernah ikut kursus dsb, saya hanya otodidak dan pelajaran
SMA pun kebanyakan orientasinya hanya ngerjain soal dan tidak memberikan siswa
kesempatan untuk berbicara secara bebas. Maklum SMA saya di kampung. Saya
memberanikan diri, kalo disebut bunuh diri mah bunuh diri memang. Tapi yang
penting ada kemauan dulu lahh karena kemauan dan tekad lah yang membawa kita
terhadap sesuatu yang tak terduga sebelumnya.
Dengan
berbagai pertimbangan akhirnya saya bersedia untuk ikut serta dalam lomba
tersebut. Kebetulan dosen tersebut dekat dengan saya, langsung saya whatsapp, akhirnya
di approve dan meminta saya besok untuk menghadap ke beliau. Akhirnya beliau
menyuruh saya melakukan pendaftaran dan ternyata yang mengadakannya adalah
tempat kursus The British Institute (TBI) yang ada di Riau (Jl. LL RE
Martadinata). Kebetulan tempat itu juga jadi ‘venue’ lomba debatnya. Ketika
saya daftar sekitar tanggal 23-24 Maret terdapat rentang waktu 1 bulan menuju
hari H yang berlangsung tanggal 21-22 April.
Lomba debat
ini berbentuk tim terdiri dari 3 orang. Setiap universitas berhak untuk
mengirimkan maksimal 2 tim. Kebetulan UT ini adalah kali perdana dalam ikut
serta dan hanya mengirimkan 1 tim saja yang terdiri dari:
. Asep Saepulloh (saya)
Prodi :
Perencanaan Wilayah Kota
Fakultas : FMIPA
Semester : 6
2 Nina Tsaniyah
Prodi : Ilmu
Komunikasi
Fakultas : FISIP
Semester : 4
Yossy Rachmawati
Prodi : Manajemen
Fakultas : FEKON
Semester : 1
Walaupun
Yossy masih semester 1, beliaulah yang paling senior karena beliau sudah fasih
berbahasa inggris dan jerman dan kebetulan punya tempat kursus juga di
Dipatiukur. Selain menjadi peserta debat beliau juga menjadi mentor bagi saya
dan Nina dan memberikan penjelasan garis besar lomba debat itu seperti apa.
Foto bersama sebelum lomba dari kiri ke kanan Pak Angga selaku Dosen Pembimbing, Yossy, Asep dan Nina |
Segala
macam peraturan yang terkait, kriteria penilaian, pemeringkatan, dll sudah
dikirim via email dari TBI ke setiap peserta 2 hari sebelum lomba dimulai
termasuk voucher diskon 10% dari mereka kalau kita berencana kursus atau
ngambil exam preparation semacam TOEFL dan IELTS.
21 April
2016
Akhirnya
hari yang ditunggu tiba, deg degan juga sih, mulai registrasi, briefing dan
mulai untuk pengundian siapa lawan siapa. Lomba mulai sekitar jam 9an, kami
ditantang Widyatama. Lanjut pada coin toss untuk pemilihan pihak setuju
(Proposition/Affirmative) dan pihak tidak setuju (Opposition/Negative).
Mr Jamie selaku Chairman Lomba Debat kali ini dan juga selaku juri coin toss |
Total dari
lomba debat adalah 4 kali tanding dari setiap tim yang diselenggarakan 2 hari,
bukan sistem gugur melainkan sistem bertemu, tahapannya ada preliminary round,
quarter finals, semi finals, final dan grand final khusus untuk tim yang menang
3 kali beruntun. Coin toss memaksa kita ngambil opposition karena proposition
udh didapetin sama Widyatama.
Lanjut pada
motion realease, nah inilah tahap penentuan tema dari setiap debat, setelah
motion realease lanjut pada persiapan yang dilakukan sekitar 30 menit. Pada
debat 1 kita dapat motion tentang Transportasi online semacam gojek dan uber
yang lebih menyebabkan kerugian dibandingkan manfaatnya. Selaku opposition kita
harus menentang motion tersebut.
Debat
dipimpin 1 orang moderator, 1 orang time keeper dan 3 orang adjudicators. Debat
dilaksanakan selama 1 jam, dibuka oleh Opposition dan ditutup oleh Proposition.
Setiap peserta dari tiap tim memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan
pendapatnya sesuai waktu yang ditentukan oleh moderator dan diawasi oleh time
keeper mulai dari 1st speaker sampai 3rd speaker dengan
berdiri di depan mimbar. Pastikan mematuhi aturan, jika waktu habis jangan
dipaksakan berbicara terus menerus, langsung tutup saja dan usahakan jaga mulut
jangan berbicara yang tidak sopan karena akan mempengaruhi nilai Manner.
Penilaian didasarkan pada Manner, Matter dan Method.
Pas debat 1
dimulai, gilaaa lawan debat kita fasih banget ngomongnya, segala sesuatu
disampaikan dengan baik baik dari pandangan user gojek dan uber maupun
pemerintah dan sesuai ekspektasi kita kalah dalam debat 1.
Dalam debat
2 (Quarter finals) kita melawan Widyatama lagi, karena mereka mengirimkan 2
tim. Kali ini kita ada dalam posisi Propostion dan motion nya adalah Pendidikan
sex bagi remaja umur 13 tahun. Kita optimis menang karena menyampaikan argument
yang berkembang di masyarakat dan berbagai statistik pendukung lainnya.
Pengumuman pemenang diumumkan besok dan saya pulang pukul 4 sore.
22 April
2016
Akhirnya
sesuai ekspektasi kita menang dalam debat 2 kemarin dan langsung menantang dari
Itenas, lanjut pada coin toss dan akhirnya pada debat 3 (Semi finals) kita ada
di Opposition atas dasar pemilihan saya (sy menyadari ini adalah blunder saya,
padahal juri waktu itu dipersilahkan memilih karena sy menang coin toss).
Motion kali ini adalah Peran pemerintah terhadap pemberian tunjangan keuangan
bagi orang sakit, orang tua jompo dan pengangguran. Pada motion ini saya menggarisbawahi
pengangguran sebagai konsentrasi saya. Pada debat 3 ini saya merasa dari tim
agak kurang maksimal ditambah lawan dapat secara terbuka menyerang lewat
argumen-argumennya secara gamblang yang disampaikan di akhir. Kita kalah dalam
debat 3 dan menanti untuk debat 4.
Dalam debat
4, lawan kita Unisba WalkOut terlebih dulu (pulang sebelum lomba debat selesai),
maka dipastikan kita otomatis menang. Namun saya selaku leader tim tidak bisa
berpuas diri begitu saja. Karena saya juga menginginkan pertandingan apalagi
ini terakhir sebagai penutup. Saya mengajukan permintaan terhadap juri coin
toss, Mr. Jamie. Kebetulan Unas Pasim waktu itu sepertinya melakukan
pelanggaran sehingga dengan alasan yang tidak diketahui Unas Pasim tidak berhak
mengikuti coin toss debat 4. Namun saya meminta kenapa kita tanding saja lawan
mereka, dan permintaan saya dikabulkan juri dan dia mengatakan bahwa debat ini
‘Unofficial’ jadi walaupun debat dilaksanakan sampai akhir, tetap tim kami yang
ditetapkan sebagai pemenang. Okelah daripada gk ada debat sama sekali. Saya
tidak memberitahu kepada rekan setim bahwa pertandingan ini ‘Unofficial’ tetapi
saya hanya memberitahu bahwa Unisba WO, kita otomatis jadi pemenang debat 4.
Coin toss
dilaksanakan dan saya ada di Proposition. Motion nya adalah PKL dan pedagang
dipinggir jalan itu menyalahi aturan. Saya sangat bersemangat pada motion kali
ini, bukan berarti tim saya sudah ditetapkan sebagai pemenang, namun tema kali
ini sangat berhubungan dengan passion saya di PWK mengenai Perencanaan Kota.
Dan juga saya ingin membuktikan bahwa tim saya lebih baik dari mereka. Saya
menyampaikan sesuai pengetahuan saya mulai dari kerangka regulasi dari
pemerintah sampai dampaknya secara berkelanjutan. Debat 4 selesai dan otomatis
tim saya menang.
Penyerahan piala dan hadiah oleh Ketua TBI Riau, Mr. Aditia Taslim kepada Juara Pertama dari Politeknik Negeri Bandung |
Pada grand
final yang diadakan di aula utama mempertemukan Polban dan Unpad yang membahas
motion mengenai Standar Dokter dan Pemungutan biaya dari pasien terhadap obat
yang digunakan.
Tema ini begitu komprehensif sehingga sangat menarik untuk
diikuti. Lomba ditutup pada pukul 18.30 dan memutuskan Polban sebagai juara
pertama dan pembicara terbaik (the best orator) jatuh pada salah satu peserta
dari UKP, Melisa namanya.
Sementara tim kami berada di urutan 3 bottom tier.
Lumayan yang penting sudah berpartisipasi dan memiliki pengalaman berharga.
Saya dan tim mendapatkan masing-masing merchandise semacam notes, bag, t-shirt
dan sertifikat dari TBI.
No comments:
Post a Comment