Friday, May 20, 2016

Berbagi Pengalaman: Debat Bahasa Inggris tingkat Universitas Se-Bandung Raya (21-22 April 2016)

Setelah sekian lama saya vakum menulis di blog ini, dengan berbagai pertimbangan matang akhirnya saya kembali menulis lagi untuk berorientasi kepada diary pengalaman dan cerita yang saya alami, bukan lagi berorientasi kepada komersil yang sudah saya targetkan sebelumnya hehehe… Saya sudah kapok terhadap segala sesuatu yang berorientasi hanya kepada uang dan uang saja.

Maret 2016, awal perkuliahan semester 6 saya dimulai, dimana semester ini adalah semester terakhir yang ada matakuliah Studio nya (sebelumnya Studio Proses Perencanaan di Semester 4 dan Studio Perencanaan Kota di Semester 5) dan kali ini Studio Perencanaan Wilayah yang berbobot 5 sks di semester 6.

FYI: Matakuliah studio merupakan matakuliah inti dari Prodi Perencanaan Wilayah Kota, kegiatannya berkelompok melakukan semacam penelitian yang menghasilkan buku rencana. Khusus untuk UT hanya dilaksanakan 8 pertemuan (2 bulan) dan matakuliah ini juga masuk kedalam Tugas Akhir Program di Semester selanjutnya serta dapat menjadi bahan referensi untuk penyusunan Karya Ilmiah di akhir semester.

Kembali ke cerita, pada saat itu Dosen Fakultas Ekonomi mengumumkan di grup fb PWK UT bahwa mencari 1 orang lagi untuk join lomba debat Bahasa inggris. Tidak disebutkan tempatnya dimana, nanti temanya apa, dll hanya meminta kesediaannya saja dari diri kita.

Saya waktu SMA pernah mengikuti lomba writing, reading juga pernah dan saya pikir kenapa tidak mencoba dengan kesempatan yang satu ini yang memang kesempatan emas untuk ajang kita berbicara Bahasa inggris yang selama ini di UT jarang peminatnya. Jujur saja inggris saya pas-pasan, saya gak begitu mahir speaking, grammar saya juga acak adul, saya gak pernah ikut kursus dsb, saya hanya otodidak dan pelajaran SMA pun kebanyakan orientasinya hanya ngerjain soal dan tidak memberikan siswa kesempatan untuk berbicara secara bebas. Maklum SMA saya di kampung. Saya memberanikan diri, kalo disebut bunuh diri mah bunuh diri memang. Tapi yang penting ada kemauan dulu lahh karena kemauan dan tekad lah yang membawa kita terhadap sesuatu yang tak terduga sebelumnya.

Dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya bersedia untuk ikut serta dalam lomba tersebut. Kebetulan dosen tersebut dekat dengan saya, langsung saya whatsapp, akhirnya di approve dan meminta saya besok untuk menghadap ke beliau. Akhirnya beliau menyuruh saya melakukan pendaftaran dan ternyata yang mengadakannya adalah tempat kursus The British Institute (TBI) yang ada di Riau (Jl. LL RE Martadinata). Kebetulan tempat itu juga jadi ‘venue’ lomba debatnya. Ketika saya daftar sekitar tanggal 23-24 Maret terdapat rentang waktu 1 bulan menuju hari H yang berlangsung tanggal 21-22 April.

Lomba debat ini berbentuk tim terdiri dari 3 orang. Setiap universitas berhak untuk mengirimkan maksimal 2 tim. Kebetulan UT ini adalah kali perdana dalam ikut serta dan hanya mengirimkan 1 tim saja yang terdiri dari:
.           Asep Saepulloh (saya)
Prodi             : Perencanaan Wilayah Kota
Fakultas        : FMIPA
Semester       : 6
2    Nina Tsaniyah
Prodi              : Ilmu Komunikasi
Fakultas         : FISIP
Semester        : 4
      Yossy Rachmawati
Prodi              : Manajemen
Fakultas         : FEKON
Semester          : 1

Walaupun Yossy masih semester 1, beliaulah yang paling senior karena beliau sudah fasih berbahasa inggris dan jerman dan kebetulan punya tempat kursus juga di Dipatiukur. Selain menjadi peserta debat beliau juga menjadi mentor bagi saya dan Nina dan memberikan penjelasan garis besar lomba debat itu seperti apa.

Foto bersama sebelum lomba dari kiri ke kanan
Pak Angga selaku Dosen Pembimbing, Yossy, Asep dan Nina
Waktu 1 bulan tidak terasa bagi saya yang sibuk bergelut dengan Studio Perencanaan Wilayah yang hampir rampung pekerjaannya sampai pada projek rencana. Hingga akhirnya hari H tiba, tim hanya mempersiapkan persiapan 1 hari jelang lomba. Aduhhh bener-bener kacau, saya yang kebetulan jadi leader dan tim sepakat nothing to lose aja dahh. Universitas yang ikut serta diantaranya dari STKIP Siliwangi, Unas Pasim, Utama, UT, Unpad, Polban, Telkom, UKP, Unisba, Itenas. Ada yang ngirim 2 tim, ada jg yang ngirim hanya 1 tim.

Segala macam peraturan yang terkait, kriteria penilaian, pemeringkatan, dll sudah dikirim via email dari TBI ke setiap peserta 2 hari sebelum lomba dimulai termasuk voucher diskon 10% dari mereka kalau kita berencana kursus atau ngambil exam preparation semacam TOEFL dan IELTS.

21 April 2016

Akhirnya hari yang ditunggu tiba, deg degan juga sih, mulai registrasi, briefing dan mulai untuk pengundian siapa lawan siapa. Lomba mulai sekitar jam 9an, kami ditantang Widyatama. Lanjut pada coin toss untuk pemilihan pihak setuju (Proposition/Affirmative) dan pihak tidak setuju (Opposition/Negative).

Mr Jamie selaku Chairman Lomba Debat kali ini dan juga
selaku juri coin toss
Total dari lomba debat adalah 4 kali tanding dari setiap tim yang diselenggarakan 2 hari, bukan sistem gugur melainkan sistem bertemu, tahapannya ada preliminary round, quarter finals, semi finals, final dan grand final khusus untuk tim yang menang 3 kali beruntun. Coin toss memaksa kita ngambil opposition karena proposition udh didapetin sama Widyatama.

Lanjut pada motion realease, nah inilah tahap penentuan tema dari setiap debat, setelah motion realease lanjut pada persiapan yang dilakukan sekitar 30 menit. Pada debat 1 kita dapat motion tentang Transportasi online semacam gojek dan uber yang lebih menyebabkan kerugian dibandingkan manfaatnya. Selaku opposition kita harus menentang motion tersebut.

Debat dipimpin 1 orang moderator, 1 orang time keeper dan 3 orang adjudicators. Debat dilaksanakan selama 1 jam, dibuka oleh Opposition dan ditutup oleh Proposition. Setiap peserta dari tiap tim memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya sesuai waktu yang ditentukan oleh moderator dan diawasi oleh time keeper mulai dari 1st speaker sampai 3rd speaker dengan berdiri di depan mimbar. Pastikan mematuhi aturan, jika waktu habis jangan dipaksakan berbicara terus menerus, langsung tutup saja dan usahakan jaga mulut jangan berbicara yang tidak sopan karena akan mempengaruhi nilai Manner. Penilaian didasarkan pada Manner, Matter dan Method.

Pas debat 1 dimulai, gilaaa lawan debat kita fasih banget ngomongnya, segala sesuatu disampaikan dengan baik baik dari pandangan user gojek dan uber maupun pemerintah dan sesuai ekspektasi kita kalah dalam debat 1.

Dalam debat 2 (Quarter finals) kita melawan Widyatama lagi, karena mereka mengirimkan 2 tim. Kali ini kita ada dalam posisi Propostion dan motion nya adalah Pendidikan sex bagi remaja umur 13 tahun. Kita optimis menang karena menyampaikan argument yang berkembang di masyarakat dan berbagai statistik pendukung lainnya. Pengumuman pemenang diumumkan besok dan saya pulang pukul 4 sore.

22 April 2016

Akhirnya sesuai ekspektasi kita menang dalam debat 2 kemarin dan langsung menantang dari Itenas, lanjut pada coin toss dan akhirnya pada debat 3 (Semi finals) kita ada di Opposition atas dasar pemilihan saya (sy menyadari ini adalah blunder saya, padahal juri waktu itu dipersilahkan memilih karena sy menang coin toss). Motion kali ini adalah Peran pemerintah terhadap pemberian tunjangan keuangan bagi orang sakit, orang tua jompo dan pengangguran. Pada motion ini saya menggarisbawahi pengangguran sebagai konsentrasi saya. Pada debat 3 ini saya merasa dari tim agak kurang maksimal ditambah lawan dapat secara terbuka menyerang lewat argumen-argumennya secara gamblang yang disampaikan di akhir. Kita kalah dalam debat 3 dan menanti untuk debat 4.

Dalam debat 4, lawan kita Unisba WalkOut terlebih dulu (pulang sebelum lomba debat selesai), maka dipastikan kita otomatis menang. Namun saya selaku leader tim tidak bisa berpuas diri begitu saja. Karena saya juga menginginkan pertandingan apalagi ini terakhir sebagai penutup. Saya mengajukan permintaan terhadap juri coin toss, Mr. Jamie. Kebetulan Unas Pasim waktu itu sepertinya melakukan pelanggaran sehingga dengan alasan yang tidak diketahui Unas Pasim tidak berhak mengikuti coin toss debat 4. Namun saya meminta kenapa kita tanding saja lawan mereka, dan permintaan saya dikabulkan juri dan dia mengatakan bahwa debat ini ‘Unofficial’ jadi walaupun debat dilaksanakan sampai akhir, tetap tim kami yang ditetapkan sebagai pemenang. Okelah daripada gk ada debat sama sekali. Saya tidak memberitahu kepada rekan setim bahwa pertandingan ini ‘Unofficial’ tetapi saya hanya memberitahu bahwa Unisba WO, kita otomatis jadi pemenang debat 4.

Coin toss dilaksanakan dan saya ada di Proposition. Motion nya adalah PKL dan pedagang dipinggir jalan itu menyalahi aturan. Saya sangat bersemangat pada motion kali ini, bukan berarti tim saya sudah ditetapkan sebagai pemenang, namun tema kali ini sangat berhubungan dengan passion saya di PWK mengenai Perencanaan Kota. Dan juga saya ingin membuktikan bahwa tim saya lebih baik dari mereka. Saya menyampaikan sesuai pengetahuan saya mulai dari kerangka regulasi dari pemerintah sampai dampaknya secara berkelanjutan. Debat 4 selesai dan otomatis tim saya menang.


Penyerahan piala dan hadiah oleh Ketua TBI Riau, Mr. Aditia Taslim kepada
Juara Pertama dari Politeknik Negeri Bandung
Pada grand final yang diadakan di aula utama mempertemukan Polban dan Unpad yang membahas motion mengenai Standar Dokter dan Pemungutan biaya dari pasien terhadap obat yang digunakan. 

Tema ini begitu komprehensif sehingga sangat menarik untuk diikuti. Lomba ditutup pada pukul 18.30 dan memutuskan Polban sebagai juara pertama dan pembicara terbaik (the best orator) jatuh pada salah satu peserta dari UKP, Melisa namanya. 

Sementara tim kami berada di urutan 3 bottom tier. Lumayan yang penting sudah berpartisipasi dan memiliki pengalaman berharga. Saya dan tim mendapatkan masing-masing merchandise semacam notes, bag, t-shirt dan sertifikat dari TBI.


No comments:

Post a Comment